Friday, July 12, 2013

ARTI SEBUAH MAKLUMAT PELAYANAN

       Pada hari Senin tanggal 8 Juli 2013 yang lalu, seluruh karyawan dan karyawati RSUD Banjarnegara menandatangani MAKLUMAT PELAYANAN. Apa itu maklumat pelayanan? Apakah hanya sekedar sebaris kalimat dengan tanda tangan di bawahnya, dipigura dan dipasang di tempat yang terlihat oleh siapa saja? Tentu saja tidak sesederhana itu.

Gb. Maklumat Pelayanan RSUD Banjarnegara

            RSUD sebagai rumah sakit pemerintah merupakan salah satu pemberi layanan publik (layanan umum) di bidang kesehatan. Sebagaimana layanan publik lainnya, RSUD dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus didasarkan pada prinsip - prinsip layanan publik. Dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, ada sepuluh prinsip pelayanan umum yang diatur di dalamnya, yaitu : 
1. Kesederhanaan prosedur.
2. Kejelasan.
3. Kepastian waktu.
4. Akurasi (ketepatan).
5. Keamanan.
6. Tanggungjawab.
7. Kelengkapan sarana prasarana.
8. Kemudahan akses.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan.
10. Kenyamanan.
          RSUD sebagai pemberi layanan publik tak bisa dilepaskan harus menerapkan prinsip - prinsip tersebut dalam pemberian layanannya. Dengan kalimat maklumat pelayanan yang berbunyi "KAMI PEGAWAI RSUD BANJARNEGARA, SIAP MELAYANI ANDA DENGAN MUDAH, AMAN, NYAMAN, TEPAT ADIL DAN PROFESIONAL", maka maklumat itu merupakan janji seluruh karyawan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Sebuah maklumat pelayanan harus diartikan sebagai sebuah tanggungjawab besar yang disandarkan pada seluruh karyawan dari para pengguna layanan di RSUD. Pengharapan besar bahwa karyawan - karyawati RSUD mampu memberikan pertolongan dan bantuan untuk meringankan rasa sakit dan kecemasan pada setiap pasien yang datang berobat di RSUD. 

Gb. Janji pemberi layanan untuk memberikan hak yang dilayani
            Maklumat pelayanan merupakan bentuk legalitas yang memberikan hak kepada masyarakat pengguna layanan untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya, perlindungan atau pengayoman, kepastian biaya dan waktu penyelesaian, mengajukan keluhan, pengaduan dan melakukan pengawasan.  Sebuah maklumat pelayanan membawa konsekuensi besar.
             Maklumat pelayanan adalah salah satu bukti kesungguhan pemberi layanan publik untuk menerapkan prinsip - prinsip good governance ( transparansi, akuntabilitas, keterbukaan dan keadilan) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Masyarakat harus mengetahui maklumat tersebut dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyalurkan keinginan dan sarannya serta melakukan pengawasan dan komplain bila ada ketidaksesuaian antara yang dijanjikan dengan praktek pelaksanaannya.

Gb. Sarana untuk lebih mawas diri
           Pertanyaannya, sejauh mana karyawan dan karyawati RSUD menjadikan maklumat itu sebagai landasan dalam mereka berkegiatan memberikan layanan kepada masyarakat sehari - hari? Jawabannya ada pada masing - masing orang. Tentunya kita berharap itu bukan sekedar slogan, tapi benar - benar merupakan falsafah nilai - nilai yang diyakini dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan - karyawati RSUD sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya masing - masing. Dengan demikian, maklumat pelayanan bukanlah sekedar selembar kain yang ditandatangani, dipigura, ditempel di dinding dan kemudian....berdebu!
Semoga! Aamiin......

Friday, June 7, 2013

CINDERAMATA BANJARNEGARA

Gb. Suasana Lomba
     Tak dapat dipungkiri bahwa saat ini sektor pariwisata sedang menjadi primadona untuk dikembangkan di banyak daerah, negara. Tak terkecuali Indonesia yang memiliki ribuan ragam pernak - pernik yang bisa menjadi aset untuk menarik kunjungan wisata. Provinsi Jawa Tengah juga tidak ketinggalan dengan mencanangkan Visit Jateng 2013.
     Banjarnegara sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah ikut berpartisipasi dengan mempersiapkan event besar yaitu "FESTIVAL SERAYU BANJARNEGARA" yang rencananya akan digelar pada tanggal 23 - 30 Agustus 2013 yang akan datang. Berbagai hal sudah dipersiapkan untuk menyambut moment yang diharapkan mampu menarik wisatawan ke Banjarnegara. Tak kurang 150.000 wisatawan ditargetkan datang pada kegiatan tersebut.
        Salah satu hal yang sangat penting untuk disiapkan adalah keberadaan cinderamata atau oleh - oleh khas Banjarnegara yang bisa dibawa pulang untuk dinikmati atau dijadikan kenang - kenangan. Beberapa makanan atau cinderamata yang khas dari Banjarnegara diantaranya adalah keripik kentang, keripik mujahir, kue sarang madu, gula jawa, gula aren, dawet ayu, sirup jahe wulung, produk salak dan olahannya (keripik, jenang, brownies), manisan carica dan tak ketinggalan produk purwaceng. 
       Sementara untuk cinderamata bisa diperoleh keramik Klampok yang sudah terkenal, batik gumelem dan berbagai hasil kerajinan produk bambu di Kecamatan Mandiraja.
           Tapi itu belumlah cukup. Untuk lebih memperkaya cinderamata dari Banjarnegara, pada tanggal 30 Mei 2013 yang lalu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang digawangi oleh Bagian Perekonomian mengadakan Lomba Cinderamata khas Banjarnegara. Tak kurang dari 56 produk diikutkan dalam lomba yang diharapkan mampu memberi alternatif produk yang akan menjadi ikon wisata di Banjarnegara. 
       Upaya yang pantas untuk dihargai dan sudah sepantasnya didukung untuk ikut memajukan pariwisata di Banjarnegara. Pemenangnya mendapat piagam dan uang pembinaan. 
          Tapi apapun hasilnya, jerih payah para pemenang lomba tidak akan ada artinya bila tidak diikuti dengan upaya promosi dan pemasaran. Oleh karena itu, Pemkab harus menindaklanjuti untuk mempromosikan hasil tersebut. Syukur Pemkab mampu menyediakan tempat di mana di tempat tersebut bisa manjadi one stop shopping cinderamata dan oleh - oleh khas Banjarnegara, seperti pasar Sukowati di Bali atau Beringharjo di Yogyakarta. Karena sangat tidak efisien ketika kita berkunjung ke suatu tempat, ingin membeli oleh - oleh, harus mencari ke sana kemari karena tersebar di banyak tempat. Semoga bisa menjadi kenyataan dan Banjarnegara sebagai dareah tujuan wisata bisa terwujud. 

Beberapa hasil karya peserta lomba :

Gb. Sepatu dan tas batik Gumelem (Rp 80.000,-)
Gb. Kaos (Rp 75.000,- tgt warna dan ukuran)


Gb. Buah Carica dari kayu (Rp 50.000,-/set)

Gb. Tempat Koran Batik Gumelem (Rp 50.000,-)

Gb. Miniatur Rafting dari batang pisang (Rp 50.000,-)

Gb. Mug dan cermin (Rp 15.000,-)

Gb. Miniatur Candi Dieng (Rp 25.000,-)

Gb. Tempat Tisu & Tudung Saji Batik Gumelem (Rp 80.000,-/set)

Gb. Payung Lukis Gumelem (Rp 125.000,-)

Gb. Tempat Pena Limbuk (Rp 25.000,-) 


Gb. Gantungan Kunci (Rp 3000,-)

Gb. Kerajinan dari Biji Salak (Rp 30.000,-) 

Gb. Maskot FSB Bimo Rafting (Rp 80.000,-)

Gb. Penjual Dawet (Rp 80.000,-)

Gb. Penjual Dawet (Rp 80.000,-)

Gb. Tempat Pena

Gb. Miniatur Wayang Purwa (Rp 80.000,-)

Tuesday, April 2, 2013

RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL WILAYAH REGIONAL TENGAH


Kementrian Kesehatan RI menyelenggarakan Rapat Kerja Kesehatan Nasional Wilayah Regional Tengah yang direncanakan dilaksanakan pada Hari Senin – Kamis tanggal 1 – 4 April 2013. Rapat Kerja yang diselenggarakan di Hotel The Empire Palace Surabaya ini mengambil tema “ Dengan Semangat Reformasi Birokrasi Percepat Pencapaian MDG dan persiapan Jaminan Kesehatan Nasional”.
Tidak seperti tahun – tahun sebelumnya, Rapat kerja kali ini dibagi menjadi tiga zona wilayah yaitu wilayah regional Barat yang meliputi Sumatra, DKI dan Jawa Barat. Wilayah Tengah yang meliputi Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, provinsi – provinsi di Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara. Sementara wilayah Timur meliputi provinsi – provinsi di Sulawesi, Maluku, Timor dan Papua. Pembagian wilayah ini dimaksudkan agar pelaksanaan Rapat Kerja bisa lebih efektif dan efisien. Pada Rapat Kerja Wilayah Regional tengah ini diundang sekitar 600 peserta yang meliputi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Direktur Rumah Sakit, Kepala – Kepala UPT Pusat.
Menurut Sekretaris Jendral Kemetrian Kesehatan yang juga sebagai ketua panitia menyebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan Rapat Kerja ini adalah untuk sinkronisasi perencanaan program – program kesehatan dari tingkat pusat sampai daerah dalam rangka pencapaian indikator – indikator kesehatan yang tertuang dalam RPJMN 2010 - 2015.
Menteri Kesehatan dalam sambutannya mengingatkan tiga hal untuk dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan, yaitu :
1.      Percepatan reformasi birokrasi dengan meninggalkan segala bentuk korupsi di seluruh jajaran kesehatan.
2.      Percepatan pencapaian MDG’s dengan bekerja lebih keras lagi dari sekarang untuk mengupayakannya.
3.      Persiapan untuk pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional, khususnya pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Semesta yang akan dimulai tahun 2014.
Pada kesempatan ini juga diperkenalkan mengenai e-katalog obat generik yang diharapkan menjadi pedoman untuk pengadaan dan peresepan obat di pelayanan kesehatan pemerintah. Dengan demikian, pengobatan rasional bisa dicapai dan pengadaan obat yang bermutu dengan harga yang lebih murah dapat diwujudkan. Dengan demikian, harapan bahwa masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau dapat direalisasikan.

Sunday, March 31, 2013

REFRESHING KONSELOR LAKTASI KABUPATEN BANJARNEGARA “SAATNYA KEMBALI KE ASI”


           Pada hari Rabu – Kamis tanggal 13 – 14 Maret 2013 yang lalu, bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara diadakan refreshing untuk konselor laktasi se-Kabupaten. Refreshing dimaksudkan untuk melakukan up date ilmu kepada para konselor laktasi dan upaya untuk “membangunkan” kembali para konselor yang sudah cukup lama vakum dari kegiatan. 
Gbr. Refreshing Konselor Laktasi Kabupaten Banjrnegara
Kabupaten Banjarnegara memiliki sekitar 80 orang konselor laktasi yang sudah dilatih sejak tahun 2007 – 2008. Bahkan untuk meningkatkan hubungan kerja dan kegiatan, telah dibentuk suatu wadah konselor laktasi yang dinamakan ASERA (Asi Eksklusif Banjarnegara), suatu wadah sosial kemasyarakatan untuk mereka yang peduli terhadap pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Banjarnegara yang masih rendah yakni sekitar 6% saja.
Hal yang penting yang ditekankan kembali kepada para konselor, selain 10 langkah keberhasilan menyusui, juga bahwa ada tiga hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui, yaitu :
1.     Kepercayaan diri ibu bahwa dirinya mampu memberikan ASI pada bayinya secara cukup.
2.     Pengetahuan dan ketrampilan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara benar.
3.     Dukungan lingkungan, terutama keluarga dalam mendorong pemberian ASI.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa hal yang sering menyebabkan kegagalan menyusui adalah kurangnya dukungan lingkungan yang mendorong pemberian ASI. Untuk itulah peran konselor laktasi menjadi penting untuk membantu para ibu tersebut. Beberapa ibu yang sangat memerlukan bantuan adalah :
1.     Ibu yang baru pertama kali menyusui.
2.     Ibu yang memnadapatkan kesulitan menyusui, terutama dari sisi tehnik menyusui.
3.     Ibu yang sebelumnya memberikan susu botol pada bayinya dan ingin menyusui.
Ke depan diharapkan para konselor ini bisa semakin aktif dalam menyebarkan semangat menyusui kepada para ibu yang memiliki bayi dan dapat membentuk duta – duta ASI dari para ibu yang berhasil memberikan ASI kepada bayinya. Sehingga tujuan mulia ASERA yang ingin “Ikut Mendukung Terwujudnya Generasi Emas Melalui Awal Emas” dapat tercapai.

WORKSHOP “ASI EKSKLUSIF” DI RSUD BANJARNEGARA


RSUD Banjarnegara dalam salah satu visinya adalah mendukung program – program kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Program pemerintah yang didukungnya antara lain adalah “Making Pregnancy Saver” yang memiliki tujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (AKI/AKB) di Kabupaten Banjarnegara. Salah satunya adalah dengan mengupayakan agar RSUD Banjarnegara dapat menjadi Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSIB).
Gbr. Peserta Workshop tekun menyimak materi
Dalam rangka menuju RSIB itulah banyak kegiatan yang dilakukan. Dimulai dengan dilaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) pada bayi baru lahir, penerapan rawat gabung untuk bayi sehat dan berupaya memberikan tempat menyusui yang dapat dipergunakan oleh ibu – ibu yang bayinya dirawat di ruang bayi karena berbagai sebab.
RSUD Banjarnegara juga mendukung pemberian ASI eksklusif. Agar ibu – ibu yang memiliki bayi dapat memberikan ASI dengan benar, para ibu tersebut saat pulang dari rumah sakit perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan memberikan ASI pada bayi. Untuk itulah RSUD Banjarnegara menyelenggarakan workshop tentang ASI eksklusif yang dilaksanakan pada hari Selasa – Rabu tanggal 26 – 27 Pebruari 2012. Workshop diikuti oleh 12 orang karyawan RSUD yang terdiri dari dokter umum, perawat dan bidan.
Adapun tujuan diadakannya workshop ini adalah agar petugas kesehatan yang berada di rumah sakit mampu memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan tentang menyusui kepada ibu agar keberlangsuangan menyusui setelah ibu pulang dari rumah sakit bisa terjaga. Materi yang diberikan meliputi pentingnya ASI, ASI eksklusif dan menyusui, tehnik menyusui yang benar dan ASI perah.
Gbr. Pemateri adalah Fasilitator Manajemen Laktasi
                      dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara
Setelah workshop diharapkan semua pertugas dapat mengimplementasikan apa yang diperolehnya untuk membantu ibu – ibu yang baru bersalin maupun di lingkungan sekitarnya. Petugas kesehatan yang dilatih dapat menjadi duta – duta ASI untuk lingkungannya. Tindak lanjut pelatihan dan evaluasi rutin akan dilakukan untuk membahas berbagai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, diharapkan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif dapat meningkat yang akhirnya berkontribusi terhadap kesehatan bayi dan pada tujuannya akan mendukung turunnya AKB di Kabupaten Banjarnegara.

Friday, March 22, 2013

RAPAT KERJA WILAYAH ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH INDONESIA (ARSADA) PROVINSI JAWA TENGAH


Rapat Kerja Wilayah Tahunan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (Arsada) Provinsi Jawa Tengah saat ini sedang diselenggarakan di Hotel Horizon Simpang Lima Semarang. Rapat Kerja yang rencananya dilaksanakan dari hari Kamis – Sabtu, tanggal 20 – 23 Maret 2013 ini mengambil tema “ Sinergi Pemerintah Daerah, Manajemen Rumah Sakit dan Komite Medis Dalam Menghadapi Berlakunya SJSN 2014”.
Gbr. Salah satu sesi panel dalam rakerwil Arsada Jateng 2013
Dalam sambutannya, ketua Arsada Jawa Tengah, dr. Nonot Mulyono, M.Kes mengatakan bahwa maksud diadakannya rapat kerja wilayah ini adalah untuk melakukan evaluasi kegiatan tahun sebelumnya dan menyusun agenda kerja tahun mendatang dalam rangka mencari solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit di Indonesia, khususnya Rumah Sakit Daerah. Beberapa masalah tersebut diantaranya adalah belum satunya pemahaman antara Rumah Sakit dengan PT. Askes sebagai pelaksana BPJS tahun 2013, Rumah sakit yang masih gamang dalam melaksanakan aturan BLUD karena perbedaan persepsi dengan para stake holder dan belum satu paham untuk dasar pelaksanaannya,  masalah kredensial yang menjadi kewajiban Komite Medik sebagai konsekuensi dari implementasi Permenkes 755 tahun 2011, serta keragu – raguan dalam penerapan sistem pengadaan barang dan jasa sebagai sebuah institusi BLUD.
Rapat kerja dibuka oleh Ketua Arsada Pusat, dr. Kuntjoro Adi Purjono, MMR yang berpesan bahwa dalam penyelenggarakaan operasional Rumah Sakit agar selalu berpegang pada dua kunci menuju patient safety, yaitu :
1.    Selalu melaksanakan norma/pedoman/prosedur yang ada dalam akreditasi versi 2012 dengan benar.
2.   Melaksanakan dengan sebenar – benarnya benar, sebetul – betulnya betul, selurus – lurusnya lurus pola keuangan BLUD sesuai peraturan perundangan yang berlaku.