by : junita
Rembulan temaram, menggantung lesu di langit kelabu
Diselimuti kabut pekat, pengap di antara awan gelap
Angin bertiup perlahan, membelai daun bergerisik resah
Lolongan anjing menyenandungkan nada-nada gelisah
Menyambut kehadiranku, membawa diri kembali ke kotaku
Bayang hitam pepohonan berlarian mengikuti laju langkahku
Aroma malam sangat pekat menusuk-nusuk hidungku
Dinginnya menggulung-gulung permukaan kulitku
Menyatukan dan merekatkan dengan ringkih tulang-tulangku
Menemaniku menyusuri jalan panjang kerinduan pada kotaku
Aku serasa kembali ke luka lamaku, luka-luka perjalananku
Yang sering kurindu untuk kucecap habis rasa sakitnya
Membalurkan nikmat pedihnya di sekujur tubuhku
Membaui setiap jengkal aroma penderitaan di waktuku dulu
Yang sering membuatku tak tertahan untuk kembali ke kotaku
Rembulan berdebu di sudut langit atas kotaku yang sedang muram
Bercerita tentang kesetiaan sebuah penantian panjang tak bertepian
Selalu menyambut kehadiranku dengan kebersahajaan senyatanya
Mengikatku dengan ribuan kasih yang tak pernah putus rangkaiannya
Membuatku selalu merindukan, rembulan suram di kotaku
Rembulan suram di kotaku, hadir lagi malam ini, masih seperti dulu
Diselimuti kabut pekat, pengap di antara awan gelap
Kusam sinarnya menghadirkan gigil di hati saat menatapnya
Kedatangannya membangkitkan pesona kenangan hidupku
Membuatku selalu rindu, pada rembulan suram di kotaku
Magelang, Selasa, 23 November 2010
No comments:
Post a Comment