Monday, January 31, 2011

DEPRESI DAN PENYERTANYA

Dewasa ini gangguan depresi berat semakin meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya permasalahan, yang berkaitan dengan masalah psikososial, ekonomi dan masalah lainnya. Yang lebih memprihatinkan, penanganan sering salah kaprah sehingga merugikan masyarakat. Kurangnya pengetahuan, adanya stigma, pengaruh sosial budaya, sampai doagnosa dokter yang tidak benar akan berujung pada penanganan yang salah.

Depresi sesungguhnya merupakan penyakit episodik yang gejalanya dapat terjadi secara tersendiri atau disertai dengan episode mania. Angka kejadiannya bervariasi, antara 5 – 10% pada populasi orang dewasa. Dari berbagai pustaka, kejadian depresi berat mencapai 15%. Kejadian pada perempuan bisa mencapai 25%, anak sekolah 2% dan usia remaja 5%. Angka ini diperkirakan masih akan meningkat.

Mengenai penyebab depresi sendiri, akan merupakan suatu hal yang sangat multifaktorial. Berdasarkan teori genetik, depresi dapat dipicu oleh kemalangan, musibah atau stress. Setiap orang memiliki kerentanan yang berbeda-beda. Diduga ada suatu diastase familial terhadap sebagian besar penyakit depresi. Berdasarkan teori biokimiawi, depresi diduga berkaitan dengan defisiensi amine-biogenik (noreepinephrine, serotonin dan dopamine) yang merupakan neuroreseptor kunci pada sel syaraf. Beberapa penelitian juga menemukan adanya gangguan fungsi pada bagian otak yang disebut hypoythalamic-pituitary-adrenal.

Upaya mengaitkan behavior dengan otak, didasarkan atas asumsi bahwa semua behavior dimediasi oleh proses fisik. Behavior yang kompleks dimediasi bergantung pada proses fisik di sistem syaraf pusat. Perubahan kompleks behavior dengan demikian berhubungan dengan perubahan keadaan fisik otak. Sebaliknya, perubahan pada keadaan fisik otak (misalnya akaibat cedera otak) mempengaruhi behavior.

Dalam melakukan kriteria diagnosis gangguan depresi, seorang dokter hendaknya mengacu pada kriteria DSM-IV TR, yang mencakup beberapa hal, diantaranya :

1. Pasien dengan mood depresi menderita rasa sedih atau perasaan kosong, kehilangan minat atau kesenangan selama dua minggu atau lebih, ditambah empat atau lebih gejala berikut :

a. gangguan tidur, insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari.

b. Menurunnya minat atau kesenangan hampir pada semua kegiatan atau hampir sepanjang waktu.

c. Perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai, atau perasaan tidak berharga hampir di sepanjang waktu.

d. Kehilangan energi atau rasa letih yang hampir sepanjang waktu.

e. Menurunnya konsentrasi, sehingga sulit membuat keputusan.

f. Menurun atau meningkatnya selera makan.

g. Terdapat penarikan diri atau agitasi.

h. Memiliki pemikiran yang berulang-ulang tentang kematian atau ingin bunuh diri.

2. Gejala mengakibatkan penderitaan yang bermakna secara klinik, sosial, fungsi pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

3. Gejala bukan merupakan kriteria episode campuran, bukan merupakan efek dari penyalahgunaan obat atau medikasi atau karena kondisi medik umum.

4. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita, yaitu setelah kehilangan orang yang dicintai, gejala menetap lebih dari dua bulan atau ditandai gangguan fungsional yang jelas, preokupasi morbid dan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.

Pengelolaan depresi sendiri bisa dengan obat atau non obat. Pengobatan biasa diberikan stimulan atau antidepresan. Sementara pengelolaan non obat diantaranya adalah psikoterapi (terapi perilaku dan terapi interpersonal) yang dilakukan secara simultan dengan pengobatan. Terapi sangat penting dilakukan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengelolaan secara kombinasi akan mempercepat proses penyembuhan yang biasanya memakan waktu antara 6 – 12 bulan. Terapi non obat lainnya yang dapat digunakan sesuai kebutuhan penderita, misalnya ECT, light therapy, Transcranial Magnetic Stimulan dan Vagus Nerve Stimulation.

Pengelolaan stress secara baik akan mencegah satu faktor pemicu munculnya depresi pada kehidupan.

Sumber : Ethical Digest, Januari 2011

No comments:

Post a Comment